BOJONGGENTENG – Tingginya intensitas curah hujan yang mengguyur wilayah Kecamatan Bojonggenteng kembali memicu kekhawatiran warga. Pada Kamis (25/12/2025), personel Bhabinkamtibmas Polsek Bojonggenteng bersama warga melakukan monitoring intensif di titik-titik rawan banjir, khususnya di Kampung Pakuwon dan Kampung Lembur Sawah.
Kondisi di lapangan menunjukkan luapan air yang cukup deras menggenangi fasilitas pendidikan dan area pemukiman, termasuk area pondok milik Ketua MUI Kecamatan Bojonggenteng. Luapan air tersebut diduga kuat bersumber dari sistem drainase Perumahan Green Permata Residence yang tidak mampu menampung debit air hujan, sehingga tumpah ke dataran yang lebih rendah.
Kekecewaan warga semakin memuncak mengingat persoalan ini bukan kali pertama terjadi. Masyarakat Kampung Lembur Sawah menyatakan bahwa sebelum adanya perumahan tersebut, wilayah mereka relatif aman dari banjir kiriman.
Menanggapi keluhan ini, Yulius Abdillah, Ketua Forum Silaturahmi Kecamatan Sehat (FSKS) Kecamatan Bojonggenteng, membenarkan adanya aduan resmi dari masyarakat. Pihaknya kini tengah mendalami permasalahan lingkungan yang diduga timbul akibat aktivitas pembangunan perumahan tersebut.
"Kami sudah menerima laporan warga. Dampak luapan air ini diduga akibat perencanaan drainase perumahan yang kurang matang. Namun, kami mengalami kendala karena pihak penanggung jawab perumahan tersebut hingga saat ini sulit ditemui untuk dimintai keterangan," ujar Yulius Abdillah.
Di lokasi kejadian, Bhabinkamtibmas bersama warga terpaksa melakukan tindakan darurat dengan membersihkan Solokan Dua Cabang Balandongan yang tersumbat material sampah dan kayu. Sumbatan ini diduga menjadi salah satu faktor yang memperparah luapan air selain kiriman air dari area perumahan.
FSKS Bojonggenteng, sesuai fungsinya sebagai fasilitator dan mediator dalam pembangunan kesehatan lingkungan, berencana segera melayangkan surat resmi kepada pihak manajemen perumahan. Langkah ini diambil sebagai bagian dari fungsi advokasi lingkungan yang diamanatkan dalam struktur organisasi FSKS.
"Kami akan menyurati pihak pengembang. Jika diduga ada kelalaian dalam pemeliharaan lingkungan yang merugikan masyarakat, maka harus ada solusi permanen. Kami tidak ingin keselamatan warga terus terancam setiap kali hujan deras turun," tegas Yulius.
Warga kini berharap pihak berwenang dan pengembang perumahan segera duduk bersama untuk mengatasi permasalahan ini sebelum timbul kerugian yang lebih besar.
Tim


Social Header